Peran Teknologi dalam Mengatasi Krisis Pangan Global di Era Kontemporer

Nur 7

Cybernusa.id – INDRAMAYU

Krisis pangan global menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dan dampak perubahan iklim yang semakin nyata, ketahanan pangan menjadi isu yang sangat krusial. Salah satu solusi untuk menghadapi masalah ini adalah dengan memanfaatkan teknologi, baik dalam bidang pertanian maupun distribusi pangan.

Teknologi pertanian telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita memproduksi pangan. Inovasi seperti penggunaan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim, serta metode pertanian presisi yang memanfaatkan data untuk mengoptimalkan penggunaan air, pupuk, dan pestisida, memungkinkan peningkatan hasil produksi yang lebih efisien. Dalam hal ini, teknologi seperti sensor dan drone semakin banyak diterapkan untuk memantau kondisi tanaman dan tanah secara real-time. Dengan demikian, petani dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dan efisien untuk meningkatkan hasil pertanian, bahkan dalam kondisi yang menantang (FAO, 2020).

Selain itu, sistem distribusi pangan juga turut diperbaiki dengan kemajuan teknologi. Digitalisasi dalam rantai pasokan pangan memungkinkan pelacakan yang lebih transparan dan efisien, mengurangi pemborosan dan meningkatkan akses pangan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Platform-platform digital, misalnya, memungkinkan para petani untuk langsung terhubung dengan konsumen dan pasar global, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada perantara yang memperlambat distribusi. Teknologi blockchain juga mulai diterapkan untuk memastikan ketertelusuran produk pangan dari petani ke konsumen, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan keamanan dalam sistem pangan global (World Economic Forum, 2021).

Krisis pangan global juga mendorong inovasi dalam pemanfaatan sumber daya non-konvensional. Misalnya, penggunaan bioteknologi untuk menciptakan pangan alternatif seperti daging sintetis atau alga yang kaya akan protein, memberikan solusi baru untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa depan tanpa menambah tekanan terhadap sumber daya alam yang terbatas (Nature Communications, 2022).

Dengan berbagai inovasi teknologi ini, diharapkan produksi pangan dapat lebih efisien dan distribusinya lebih merata, menjawab tantangan besar yang dihadapi dunia dalam mengatasi krisis pangan. Teknologi, yang dulu dianggap sebagai pelengkap, kini menjadi faktor utama dalam menjaga ketahanan pangan global di tengah tantangan yang semakin kompleks.

Referensi:

  1. FAO. (2020). The State of Food and Agriculture 2020. Moving forward on food systems. FAO.
  2. World Economic Forum. (2021). How blockchain could be used to reduce food waste. World Economic Forum.
  3. Nature Communications. (2022). Biotechnology and alternative protein sources in sustainable food production. Nature Communications. (Hendri salam)

Berita Terkait

Tinggalkan komentar